Tahun 2011 lalu ada sebuah film bertemakan olahraga bela diri dengan latar drama keluarga berjudul Warrior yang dibintangi oleh Tom Hardy dan Joel Edgerton. Premisenya menarik. Kakak-beradik putra mantan petinju yang kini jadi alkoholik harus head-to-head di ajang Mixed Martial Arts. Warrior berhasil dipuji di mana-mana dan menganugerahkan Nick Nolte nominasi Oscar. Tahun 2015 sutradara India, Karan Malhotra (Agneepath) me-remake kisah Warrior dengan bintang populer, Akshay Kumar dan bintang muda yang mulai dikenal lewat Student of the Year tahun 2012 lalu.
Secara garis besar, Brothers masih cukup setia mempertahankan cerita materi aslinya. Namun jika Warriorberfokus pada cerita di saat ini, maka Brotherslebih banyak memfokuskan pada flashback yang menceritakan masa lalu keluarga Gary Fernandes hingga menjadi berantakan seperti saat ini. Cerita pun diawali dengan keluarnya Gary dari penjara. Sedikit demi sedikit lewat sedikit kejadian di masa kini, kita dibawa ke kilasan masa lalu yang menjawab semua pertanyaan, seperti apa yang menyebabkan Gary masuk penjara, kenapa putra sulungnya, David, begitu membencinya, dan bagaimana hubngan David dan Monty. Klise, namun dengan visualisasi, timing, dukungan score, dan akting yang serba kuat, kesemuanya tetap berhasil membuat penonton tersentuh dan bukan tidak mungkin, berkaca-kaca.
Di paruh kedua setelah intermission, film terfokus untuk menghadirkan adegan pertarungan demi pertarungan di ajang R2F alias Right to Fight, sambil sesekali diselipi drama interpersonal, seperti antara David-Monty, Gary-David, Gary-Monty, dan David-Jenny, sang istri. Baiknya, drama interpersonal ini sama sekali tidak mengganggu keseruan mengikuti pertarungan demi pertarungan yang dikoreografi dengan sangat baik, realistis, dan dengan timing yang serba pas. Even more, drama interpersonal ini turut memperkuat pertarungan klimaks di akhir menjadi tak hanya sekedar seru dan menegangkan, namun juga mengharukan. Ya, namanya juga film India. Mau seklise apapun ceritanya, tetap saja berhasil menyentuh emosi.
Dari jajaran cast-nya, aktor legendaris Jackie Shroff jelas menjadi yang paling memorable dan mencuri perhatian. Tiap detail adegan yang dibawakannya begitu hidup dan menggetarkan. Shefali Shah sebagai istri Gary, mengimbangi akting Shroff dengan sama kuatnya. Akshay Kumar juga menampilkan performa yang tak kalah kuatnya, baik sebagai ayah yang harus tegar di tengah berbagai terpaan maupun sebagai petarung brutal di atas ring. Sementara Sidharth Malhotra yang karakternya memang tak begitu banyak diberi perkembangan, harus mengalah. Tak buruk, namun tetap saja terasa tenggelam di tengah performa Shroff dan Kumar yang begitu kuat. Jacqueline Fernandez sebagai Jenny, istri David, cukup mempesona. Terakhir, Kareena Kapoor yang sekedar menjadi special appearance membawakan lagu Mera Naam Mary cukup menghibur di tengah nuansa film yang dominan depresif.
Di teknis, tata suara menghadirkan detail sound effect yang sangat baik, termasuk dalam membagi kanal surround. Terutama sekali terasa ketika adegan di atas ring R2F yang begitu hidup. Brothers juga menyuguhkan lagu-lagu yang sangat berpengaruh terhadap mood touching, seperti lewat Gaaye Jaa dan Sapna Jahan, serta anthem megah yang di-compose oleh Ajay dan Atul Gogavale.
Seperti film India kebanyakan, Brothers menawarkan adegan-adegan pertarungan brutal dengan bumbu drama yang menyentuh. Bukan remake yang terlalu istimewa, tapi tetap berhasil mencapai tujuan utamanya: menghibur dengan brutal excitements and emotion stirs.
Lihat data film ini di IMDb.
0 Response to "The Jose Flash Review Brothers"