Di Indonesia kita mengenal pepatah yang mengatakan bahwa ‘banyak jalan menuju Roma’. Kota Roma di Italia memang sejak jaman kejayaan Kerajaan Romawi menjadi simbol suatu tujuan besar. Italia sendiri menjadi salah satu negara paling romantis di Eropa, apalagi dengan hikayat Romeo & Juliet yang konon berasal dari Kota Verona di Italia. Ada banyak sekali produksi film romantis yang mengambil keindahan kota-kota di Italia sebagai latar. Yang terbaru, film yang tergolong indie, All Roads Lead to Rome (ARLtR) yang disutradarai oleh sutradara wanita asal Swedia, Ella Lemhagen, yang pernah memenangkan beberapa penghargaan untuk film Tsatsiki, morsan och polisen. Untuk menarik pasar internasional, Sarah Jessica Parker didapuk menjadi pemeran utama, bersanding dengan mantan aktris cilik yang kini menjadi bintang muda menjanjikan, Rosie Day, dan aktor Italia yang pernah kita lihat di Under the Tuscan Sun, The Tourist, dan Alien vs Predator, Raoul Bova.
Maggie, mengajak putrinya yang tengah bermasalah dengan hukum, Summer, berlibur ke Italia. Sebuah negara yang menurut Maggie begitu santai dan menyenangkan, tempat ia sempat menghabiskan masa mudanya. Summer tak begitu suka dengan ide ini karena ia sedang diburu waktu untuk membantu kekasihnya yang tersangkut hukum karena kepemilikan narkoba. Dengan Summer mengaku pemilik narkoba tersebut, sang kekasih bebas dari jeratan hukum dan Summer sendiri tak akan ditindak karena masih di bawah umur. Tak disangka (atau sebenarnya sengaja?), Maggie bertemu mantan kekasihnya ketika tinggal di Italia dulu, Luca. Kini Luca sukses menjadi seniman tapi masih tinggal dengan ibunya yang selalu berusaha kabur dari rumah, Carmen.
Merasa punya persamaan tujuan, Summer dan Carmen sepakat untuk sama-sama melarikan diri ke Roma. Setelah mengantarkan Carmen ke Roma, Summer bergegas ke bandara dengan mengendarai mobil Luca. Maggie dan Luca pun mengejar mereka sebelum terjadi apa-apa. Siapa sangka masing-masing perjalanan ini menemukan banyak hal baru bagi keempatnya. Persahabatan, jati diri, hubungan yang sempat merenggang, dan tentu saja, cinta lama.
Bagi Anda pecinta drama romantis atau romantic comedy, tak akan kesulitan untuk menebak ke mana arah plot cerita di atas. Memang tak ada yang benar-benar istimewa dari segala yang disuguhkan ARLtR. Ceritanya pun mengalir begitu saja tanpa memberikan detail yang masuk akal maupun jelas. Misalnya, tak ada kejelasan yang sebenar-benarnya motif Maggie kembali mengunjungi Italia. I mean, why did she choose Italy? Hanya sekedar for old time’s sake? Tak jelas juga proses perubahan pikiran ataupun motivasi masuk akal Summer yang awalnya begitu getol yakin ingin menggantikan posisi sang kekasih untuk menjalani hukum, tapi berubah begitu saja. What happened on the screen was all you got. Esensi tentang kaum wanita yang sering berasumsi tanpa mengkonfirmasi kebenarannya hingga menarik diri selama bertahun-tahun, lagi-lagi menjadi highlight (masih ingat esensi yang tak jauh berbeda dengan London Love Story?). Ini seolah memperkuat pendapat tentang kecenderungan wanita yang demikian, tak peduli berasal dari budaya mana.
Tak ada yang benar-benar istimewa di departemen aktingnya. Sarah Jessica Parker memang didapuk menjadi daya tarik utama dan cocok memerankan karakter tipikalnya. Untungnya chemistry yang ia bangun bersama pemeran sang putri, Rosie Day, cukup terjalin dengan convincing. Above all, yang paling menarik dan mencuri layar tentu saja superstar Italia, Claudia Cardinale yang kini berusia 78 tahun, sebagai Carmen.
Sinematografi menjadi elemen yang cukup penting untuk mengeksploitasi keindahan latar Italia-nya. Meski tak ada yang benar-benar istimewa, tapi Gergely Pohárnok masih mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Pemilihan soundtrack khas Italia pun turut mendukung nuansa film yang serba santai.
Kendati tidak punya sesuatu yang istimewa, bahkan cenderung lemah di banyak detail cerita, ARLtR masih menawarkan sebuah film drama komedi ringan yang cukup asyik dinikmati saat santai. Elemen romansa yang manis, mother-daughter relationship, dan road trip, cukup mampu menjadi kesatuan paket yang enjoyable dan seimbang, tanpa terkesan tumpang tindih.
Lihat data film ini di IMDb.
0 Response to "The Jose Flash Review All Roads Lead to Rome"