Tahun 1986 lalu, sebuah pesawat Pan Am dari Mumbai tujuan Amerika Serikat dibajak ketika transit di bandara Karachi, Pakistan. Pembajak ternyata berasal dari kelompok Abu Nidal Organization yang didukung oleh Libya. Peristiwa ini melahirkan sosok pahlawan, Neerja Bhanot, kepala pramugari yang dengan berani mengambil langkah-langkah pengamanan penumpang dari aksi brutal teroris. Atas keberaniannya, Neerja dianugerahi penghargaan militer untuk keberanian demi perdamaian, Ashok Chakra. Tahun 2016, Ram Madhvani (salah satu asisten sutradara di produksi Mission Kashmir) menyutradarai sebuah biopic berdasarkan peristiwa ini, bertajuk Neerja. Aktris cantik yang terakhir makin dikenal lewat Saawariya, Raanjhanaa, Bhaag Milkha Bhaag, Khoobsurat, dan Prem Ratan Dhan Payo, Sonam Kapoor, ditunjuk memerankan sosok Neerja Bhanot. Didukung pula aktris senior Shabana Azmi yang memerankan ibu Neerja, Rama Bhanot.
Tak ada firasat apa-apa selain cincin jimat keselamatan yang ditinggalkan dini hari itu ketika Neerja berangkat kerja. Penerbangan 73 Pan Am dari Mumbai dengan tujuan Amerika Serikat pun berangkat dengan lancar. Namun kedamaian terpecah ketika pesawat itu transit di bandara Karachi, Pakistan. Mendadak sekelompok teroris bersenjata api masuk dan menyerang satu per satu kru kabin. Setelah para pilot berhasil meloloskan diri, keselamatan penumpang berada di tangan para pramugari yang dikepalai oleh Neerja Bhanot. Neerja pun menjadi penghubung yang harus bersikap bijak antara permintaan teroris dengan keselamatan penumpang. Seiring dengan perkembangan kasus, kilasan hidup Neerja sebelum menjadi pramugari mengingatkan kembali akan pergulatan hidupnya selama ini.
Cerita flight hijacking memang sudah sering sekali diangkat, apalagi di Hollywood. Namun Neerja tidak mau sekedar menjadi thriller flight hijacking yang menegangkan semata. Biopic sosok Neerja Bhanot menjadi fokus utama yang lebih diutamakan. Maka tak heran jika di tengah-tengah adegan penyanderaan, penonton diajak untuk flashback masa lalu Neerja sebagai seorang istri dan dengan scoop yang lebih luas lagi, sebagai wanita. Flashback-flashback ini tak sekedar asal masuk, tapi juga lewat sebuah pengantar kejadian yang secara masuk akal mengingatkan Neerja akan peristiwa-peristiwa di masa lalu. Lebih menarik lagi, isu feminisme dimana sosok Neerja yang seorang wanita bisa punya keberanian lebih dibandingkan karakter-karakter pria lain, diselipkan ke dalam cerita secara logis. Semua ini justru memperkuat sosok Neerja yang pada akhirnya berhasil menarik simpati penonton secara maksimal.
Sebagai kompensasi dan menjaga fokus, Neerja memang sengaja tidak membuat karakter-karakter teroris lebih menarik atau digali lebih dalam seperti yang sering dilakukan di sub-genre serupa. Penonton cukup dibuat merasa terancam oleh keberadaan para teroris ini. Untuk urusan thriller, Neerja tidak tanggung-tanggung memompa adrenalin saya. Sangat gripping, sebelum akhirnya dibuat heartbreak oleh sosok Neerja Bhanot. Menjadikan Neerja sebuah tribute untuk sosok kepahlawanannya dengan rollercoaster emosi yang begitu kuat terasa.
Dengan kemiripan wajah, Sonam Kapoor berhasil menghidupkan sosok Neerja Bhanot secara maksimal. Segala keberanian dan ketegarannya ditunjukkan dengan begitu powerful dan meyakinkan. Begitu juga kerapuhan di adegan-adegan flashback. Highlight berikutnya layak diarahkan kepada Shabana Azmi sebagai ibu Neerja, Rama Bhanot, yang berhasil menyentuh penonton lewat performa kelembutan sekaligus ketegarannya.
Sinematografi Mitesh Mirchandani memframing berbagai emosi Neerjadengan sangat maksimal, seiring dengan keindahan desain produksi Anna Ipe dan Aparna Sud yang membangun nuansa 80-an dengan cukup mendetail, terutama lewat desain interior pesawat. Editing Monisha R Baldawa membuat tiap adegan terasa pada pace yang serba pas, termasuk ketika harus men-drive emosi penonton, dari ketegangan menjadi haru biru. Tata suara menghadirkan sound effect powerful dan pembagian kanal surround yang baik, sehingga suasana ketegangan menjadi lebih terasa maksimal. Terkahir, scoring lirih yang menyayat hati penonton sampai berkaca-kaca dari Vishal Khurana semakin mendukung keberhasilan Neerja mengaduk-aduk emosi penonton dari awal hingga akhir film.
Akhir-akhir ini sinema Hindi memang sedang gemar mengangkat biopic atau peristiwa bersejarah, seperti terakhir, Airlift. Dengan kemasan yang seimbang antara hiburan lewat bangunan thriller dan tribute yang sangat respectful terhadap sosok Neerja Bhanot lewat fokus karakternya yang detail dan mendalam, Neerja hadir menjadi salah satu film Hindi terpenting dan paling berpengaruh selama beberapa tahun terakhir ini. Sayang jika sampai kelewatan, bahkan jika Anda termasuk yang antipati terhadap sinema Hindi sekalipun.
Lihat data film ini di IMDb.
0 Response to "The Jose Flash Review Neerja"